Labels

Absurd (5) Anything (3) Interest (4) Just saying (11) My Peak (13) Puisi (2) Travelling (17)

Tuesday, December 10, 2013

Pendakian Pangrango - Menggalau di Lembah Kasih #1


Pangrango dengan gagahnya

Iseng - iseng klo lagi ngga ada kerjaan ngecheck TL twitter, tiba - tiba liat twittan si Maisa a.k.a chae_ichot mau naek gunung, akhirnya gue nimbrung. Jadilah kami ber-5 berencana pergi mendaki ke Pangrango, kami emang lagi galau apalagi gue lagi kangen - kangennya ama ketinggian. Team kali ini beranggotakan gue, Chae, Ancil, Arman dan Heru.

Kamipun sepakat untuk mendaki gunung dengan tinggi 3019 mdpl pada tanggal 19 - 20 Oktober 2013 lewat jalur Cibodas.

***
Waktu menunjukan jam 7 malam. kami sepakat untuk bertemu diperempatan ciawi pada jam 9 malam. guepun langsung bergegas berangkat, mekipun jarak dari rumah ga begitu banyak memakan waktu ke ciawi, kira - kira 45 menit. Bukan karena takut telat, tapi karena emang kalo udah jam 7 lewat udah ngga ada angkot yang lewat didaerah rumah (nasib rumah digunung) :p.
Bener aja gue nyampenya kecepetan, dengan bawa keril akhirnya gue memutuskan untuk jalan - jalan dulu, ya jalan - jalan dalan arti sebenarnya, menyusuri trotoar dan menikmati malam di Bogor. Setelah kontek - kontekan dengan Ancil dan Arman yang sudah naik angkot menuju Ciawi, guepun melanjutkan perjalanan ke ciawi naek angkot 01 jurusan Br.Siang - Ciawi. Aga lama juga nunggu angkotnya, soalnya gue nyari angkot yang bangku depannya kosong, aga ribet juga klo mesti duduk di bangku 4 -6 dengan bawa keril + sendirian.
15 menit kemudian gue udah sampe di Ciawi dan team gue belum ada yang keliatan. Duduk sendirian diPos polisi udah berasa kaya anak ilang. 15 menit kemudian Chae dateng, dan disusul dengan Ancil dan Arman 10 menit kemudian. Tinggal nunggu heru yang katanya jarak rumahnya ke miting point cuma 5 menit, entah dengan kecepatan berapa km/jam. sudah jam 10 heru belum datang juga, curiga dia ketiduran dikamar mandi. Sambil menunggu heru datang kamipun makan, gue dan chae makan di Rumah makan padang ga jauh dar tempat meeting point, Lagi laper - lapernya, pas dimakan sayurnya ternyata sudah basi :/

Jam setengah 11 akhirnya si heru dateng, kamipun langsung mencari transportasi menuju Cibodas. Ada 2 pilihan naek Bis Jurusan Bandung atau Cianjur dangan ongkos 15rb, dan bisa juga dengan menggunakan angkot 2 kali naek angkot  pertama naek angkot cisarua turun di gunung mas ongkosnya 10rb setelah itu naek angkot kuning yang kearah Cipanas ongkosnya 5rb. Untungnya pada saat itu ada angkot yang nawarin untuk dicarter, biarkanlah tawar menawar kita serahkan ke heru. Sepakat dengan ongkos 20rb perorang sampai ke basecamp cibodas, meskipun sedikit mahal klo kita memakai bis atau ngeteng angkot, tapi rasanya dengan mencarter lebih efektif ga usah naek turunin keril dan waktunyapun lebih cepet ga pake ngetem - ngetem. Benar saja pak Supir yang masih Abegeh alay - alay gtu nyupirnya udah kaya disirkuit, dengan jalur puncak yang belok - belok fix bikin gue mengurungkan niat untuk tidur diangkot dan dalam waktu 1 jam kami udah nyampe dicibodas, tadinya mau lanjut terus keatas, tapi ternyata tidak diizinkan oleh perkumpulan mamang - mamang angkot yang memiliki trayek cibodas - basecamp TNGP tersebut, jadinya gue beserta team turun dan berganti angkot. Kali ini kami membayar 5rb/orang yang biasanya kalau siang 3rb. Daerah basecamp sudah banyak pemanggul - pemanggul keril yang mungkin dari berbagai daerah, waaah kali ini pendakian gue sepertinya akan ramai. Setelah mengurus - ngurus simakksi dengan bang toke, kamipun mencari barak untuk istirahat kmi malam ini waktu sudah menunjukan jam 12, ga ada yg gue pengenin selain tidur saat itu. Rencananya kami juga akan mendaki bareng dengan kaka anjar (kaka anjar ini salah satu anggota team saat mendaki ke Ceremai) berhubung dia baru balik kerja jam 11 malem, mau nyampe cibodas jam berapa dia.. heu.. 

***

'Kancil ... kancil.. kancil..' ada suara orang manggil kancil, padahal gue lagi ngga minta  didongengin kancil, gue juga lagi ngga nonton film kancil, dan jampun masih pukul 3 pagi. Ternyata yang manggil si ka kan*ut, diluar udah ramai dengan rombongannya. Jam setengah 6 pagi gue udah bangun, dan yang lain siap - siap untuk sholat subuh + langsung berganti pakaian trekking. Rombongan kaka anjar sudah siap berangkat, mereka berangkat lebih dulu. Sebelum berangkat kami sarapan dan packing ulang, logistik yang tadinya dikeril gue semua dinbagi - bagi ke yang laen. Ancil sudah memesan sarapan, Nasi + telor dadar. Gue, Chae dan Heru masih packing - packing. Arman lagi nyari sayur - sayuran. disinilah awal drama percintaan terjadi #eaaa. Arman dateng dengan wajah serada kesel, dengan bungkus nasi ditangannya. Ternyata Arman udah mesen sarapan 5 nasi bungkus + lauknya dan 2 lagi Nasi putih polos. Yap benar sekarang kami punya 2 nasi untuk sarapan/ orang. Terjadilah perseteruan antara Ancil dan Arman, gue chae dan heru cuma bisa nyengir.

Jam 7 pagi kami mulai pendakian, sebelumnya tak lupa berdoa agar diberi keselamatan sampai rumah masing - masing. 
Perjalanan dimulai dengan suguhan keindahan kebun raya cibodas disebelah kiri dan disebelah kanan ratusan tanaman hias yang cantik ditambah udara pegunungan yang sejuk. Subhanallah.
Memasuki pos TNGP sebelum melanjutkan perjalanan kembali Arman sebagai leader team menyerahkan simakksi ke pos penjaga. 
Jalur Cibodas ini terdapat beberapa pos, diantaranya : Pos Telaga Biru, Rawa Gayonggong, Pos Panyancang Kuda, Pos Pemandangan, Pos Kandang Batu, Pos Kandang Badak, dan selanjutnya Puncak Pangrango.

- Pos Telaga Biru, Kondisi jalan setelah pos penjagaan berupa jalan berbatu, melewati hutan tropis. Disini suara burung berkicau sangat merdu, sesekali ada monyet - monyet bergelantungan di pohon, ah iya sekarang gue ada dihutan :)
Suara gemeric air sudah terdengar, beberapa kali kami bertemu dengan para pendaki, yang sudah mulai berkeringat.. seperti kami, haha lelah. 
Akhirnya kami sampai di Pos Telaga Biru, terdapat telaga yang katanya warnanya berubah - ubah disebabkan oleh ganggang yang hidup didasar danau tersebut. Dipos ini terdapat tempat yang adapat digunakan untuk berteduh. 

Pos Telaga Biru


- Pos Rawa Gayonggong, Selanjutnya setalah jalan berbatu, kami melintasi jembatan tembok yang dibawahnya terdapat rawa - rawa., dulu jembatan ini terbuat dari kayu, setelah dibeton dan jadi lebih kuat. Sampailah di pos Rawa Gayonggong. Panjang jembatan tembok ini kira - kira 1 KM. 

Menuju Pos Rawa Gayonggong


~to be continued


No comments:

Post a Comment