Labels

Absurd (5) Anything (3) Interest (4) Just saying (11) My Peak (13) Puisi (2) Travelling (17)

Sunday, December 23, 2012

Part 3 Gunung Gede "pendakian bersama sahabat, badai dan cerita tentang si doi"

Ga sadar dari keberisikinnya yang pada karokean ternyata terlelap juga.. 
*liat jam* udah jam 6 pagi.
Karena gue lagi berhalangan jadi nunggu yang laennya sholat subuh sambil packing, abis itu sarapan, siap - siap dan langsung berangkat ke pos penjaga buat ngasi simaksi.

*Cover bag biru 'Chentong', Kuning 'nunu', Hijau 'teh eneng, yang moto haqi. *klo foto ini dilihat dengan teliti pasti disana ada si Doi yang kena jepret kamera.

Jam 7.45  kami mulai pendakian ke Gunung Gede, Gunung Gede ini tingginya 2.958 mdpl dan bersebelahan dengan Gunung Pangrango.
Jalur selabintana ini memang jalur terpanjang untuk akses mendaki ke gunung gede pangrango. Jalur Resmi yang lainnya yaitu bisa melewati Gunung Putri dan Cibodas, tapi berhubung jalur Cibodas ditutup jadi kami memilih jalur selabintana, bukan kami sih lebih tepatnya tapi chentong yang milih, karena dia paling ga suka klo misalkan mendaki dan turun lewat jalur yang sama, kecuali kepepet.

Disinilah kami bertemu dengan si Doi. Ya.. si doi ini bukan orang yang lagi kami taksir atau gebet tapi Pacet penghuni jalur selabintana. Sepanjang jalan Si doi terlihat kelaperan, banyak banget dan ini yang bikin gue geli and takut.
Berhubung gue emang paling takut dan anti ama hewan2 semacam ini, kaya cacing, ulat dan Pacet.. ouuch.. *lambaikan tangan*
jadi cerita awal mula gue ga suka ama ulat dan sejenisnya yaitu ketika gue makan buah belimbing, kebetulan dulu disamping rumah ada pohon belimbing. Lanjut cerita, pas gue lagi ngunyah itu belimbing, gue liat dibelimbing itu ada sesuatu yang bergerak dan ternyata itu ulat.. hiaks.. langsung deh dibuang dan mulai detik itu gue ngga suka Ulat dan belimbingnya.. gitu ceritanya *curcol.. Oke kembali ke cerita sesungguhnya
Sepanjang jalur selabintana.. gue merasa was-was begitupun dengan teh eneng. Ada item dikit nempel dibaju dan disepatu langsung curiga kalo itu si Doi, dan emang bener itu si Doi. Yang paling sering kena serangan si doi yaitu chentong, mungkin karena badannya gemuk, dan tampak lezat banyak darahnya buat si Doi.. hehe *piss
Ga lama pas kami naek cuaca udah mulai mendung, firasat ujan pun bener. Hujanpun turun, gerimis c tapi cukup buat bikin kuyup akhirnya kami berhenti sebentar buat pake jas ujan.. kemudian jalan lagi.


Tepat jam 12an kami memutuskan untuk istirahat. Cuaca udah mulai ga bersahabat, tetap gerimis dan perut juga udah nagih minta jatah. Mulai ngeluarin trangia dan methanol,
ngopi - ngopi dan masak - masakpun dimulai, menu andalan kami yaitu mie terenak se- selabintana. hhaha

dan hal yang paling paling paling berasa free adalah ketika lo ngelepas keril... it's feel like flying.... (to be continued)






No comments:

Post a Comment